29 Desember 2008

MANUSIA DAN HARTA

Posted in keislaman tagged pada 9:20 AM oleh Amrizal Arief

Oleh : H. Amrizal Arief Lc

Harta atau kekayaan pada dasarnya bukan sesuatu yang tercela, semua manusia tahu betapa manfaat dan kegunaan harta baik dalam kehidupan dunia demikian juga dalam kehidupan akhirat nantinya. Di dalam kehidupan ini, manfaat harta demikian dirasakan baik terkait dengan agama secara langsung demikian juga untuk kehidupan sosial dan kemasyarakatan. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana manusia dengan harta. Ada beberapa sisi yang harus menjadi perhatian manusia dalam kaitannya dengan harta.

  • Manusia rakus terhadap harta

  • Mencari harta secara tidak halal

  • Menahan harta dari hak-haknya

  • Mempergunakan harta bukan pada tempatnya

  • Berbangga dengan harta

Kenapa rakus

Dikala manusia memperturutkan hawa nafsu terhadap harta, tentu tidak akan ada habis-habisnya, ibarat seseorang yang meminum air laut maka ia tidak akan pernah merasa lepas dahaga, demikian juga dengan harta seseorang tidak akan pernah merasa puas kendatipun ia telah mempunyai harta yang berlimpah ruah. Hal ini telah ditegaskan oleh Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Kalau sekiranya manusia mempunyai dua lembah emas sungguh ia akan mencari lembah yang ketiga” (HR…..).

Dalam hadits yang lain Nabi mengatakan, “Dua ekor serigala lapar yang dilepas pada kumpulan kambing tidak lebih buas dibandingkan dengan rakusnya manusia terhadap harta” (HR. Tirmidzi). Karena begitu rakusnya manusia terhadap harta sampai-sampai ia melalaikan hak-hak Allah untuk beribadah kepada-Nya. Berapa banyak manusia yang karena harta dengan pekerjaan dan kesibukannya melalaikan waktu untuk bersujud kepada Allah, demikian juga untuk melakukan haji, ia beralasan macam-macam karena kesibukannya dengan pekerjaan dan usahanya.

Allah subhanahu Wata’ala telah mengingatkan manusia melalui potongan ayat,

Hai orang-orang yang beriman janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”(Q.S.63 Al Munafiquun : 9)

Demikian juga dalam potongan ayat lain, Allah mengatakan,

Bermegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur, Janganlah begitu.” (Q.S.102 At Takatsur : 1-3).

Kenapa dengan cara yang tidak halal

Agama membolehkan seseorang menjadi orang kaya asalkan dengan cara yang benar tanpa merugikan orang lain. Makanya ketika mencari harta jangan sampai dengan cara-cara yang merugikan orang, bersikap curang, tidak jujur, mengeksploitasi dan ketidakmengertian orang, dan dengan cara-cara yang bertentangan dengan ketentuan Allah atau bertentangan dengan aturan main yang digariskan. Sebenarnya rezeki seseorang telah ditentukan oleh Allah, masing-masing dengan jatah dan porsinya. Manusia hanya dituntut untuk berusaha sedaya kemampuan yang ada, sementara yang menentukan adalah Allah.

Allah telah menegaskan hal ini dalam firman-Nya,

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya.” (Q.S. 11 Huud : 6)

Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. (Q.S.13 Ar Ra’d : 26)

Hadits nabi juga menegaskan, “Wahai manusia baik-baiklah kamu dalam mencari rezeki, sesungguhnya tidak ada untuk seorang hamba kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya” (HR. Ibnu Majah).

Dalam hadits yang lain Nabi mengatakan, “Sesungguhnya Ruhul qudus (Jibril) menghembuskan kepada jiwaku, mengatakan : Sesungguhnya tidak ada suatu diri yang akan mati sehingga sempurna rezekinya dan ajalnya. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan baik-baiklah dalam mencari rezeki, jangan karena terlambatnya rezeki lantas membuatmu mencarinya dengan cara-cara yang maksiat kepada Allah, sesungguhnya rezeki itu tidak akan didapati (berkahnya) kecuali dengan ketatatan kepada Allah” (HR. Al Hakim).

Apa gunanya seseorang hidup dengan limpah ruah harta kekayaan akan tetapi merupakan tumpukan kemurkaan Allah, adalah lebih baik hidup bersahaja apa adanya asalkan dengan ridha Allah. Kalau akan berkembang hendaknya dengan cara yang benar yang diridhai oleh Allah SWT. Dikala manusia menginginkan rezeki yang tidak halal Allah membukakan pintu kearah itu, akan tetapi Allah tidak akan pernah memberkahinya. Hal ini terbukti di dalam kehidupan, betapa seseorang yang mendapatkan harta dengan cara yang tidak benar, maka akhir dari hidupnya bahkan keluarganya berujung dengan petaka dan bencana.

Laksanakan hak-hak harta dengan semestinya

Seseorang yang mendapatkan harta dipersilahkan Allah untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, dengan melaksanakan hak-hak harta itu sebagaimana yang telah digariskan.

  • Untuk kehidupan pribadi dan rumah tangga

Nabi SAW dalam sabdanya mengatakan, “Sesunguhnya Allah suka melihat bekas nikmat-Nya pada hamba-Nya” (HR. Tirmidzi). Allah mempersilahkan seseorang itu memanfaatkan harta yang ada untuk kebaikan dan kebahagiaan hidup dalam rumah tangganya, baik untuk kebutuhan tempat tinggal (rumah), mobil, dan kebutuhan-kebutuhan duniawi lainnya. Karena prinsip yang digariskan adalah dalam rangka mendapatkan dunia yang hasanah, yaitu kehidupan yang bahagia yang didukung oleh berbagai kelengkapan dan kebutuhan dalam hidup ini.

  • Untuk ketaatan dan ibadah kepada Allah

Dari harta yang ada, seharusnya dimanfaatkan untuk lebih mentaatkan diri dan beribadah kepada Alah, seperti melaksanakan ibadah haji dan umrah ke tanah suci. Pada saatnya seseorang harus memenuhi panggilan Allah dalam melakukan haji dan umrah, ia harus berani meninggalkan kesibukan pekerjaan dan usahanya demikian juga keluarganya demi untuk beribadah kepada Allah SWT. Berapa banyak orang yang telah memiliki kekayaan, akan tetapi belum mau melaksanakan ibadah haji dengan berbagai alasan yang dikatakan bahkan suatu yang disesalkan, akhirnya ia meninggal dunia sementara ia belum haji padahal sebagai orang yang berharta seharusnya ia adalah orang pertama yang harus mengambil manfaat dari harta itu.

  • Untuk agama secara langsung

Apa yang diberikan untuk masjid dalam bentuk infaq, waqaf, dan lain-lainnya adalah merupakan pemberian langsung kepada agama karena manfaatnya dirasakan oleh semua kaum muslimin. Masjid yang indah dengan fasilitas yang memuaskan hati, dari karpet yang empuk, sound system yang baik, penerangan yang cukup, air yang lancar, kipas angin atau ac yang menyejukkan semuanya dinikmati oleh kaum muslimin yang beribadah didalamnya. Tidak mungkin masjid berjalan dengan berbagai aktifitasnya tanpa dukungan dana dari kaum muslimin.

  • Untuk saudara yang miskin yang membutuhkan

Zakat, sadaqah, bantuan, dan sumbangan dalam menolong saudara sesama muslim yang membutuhkan adalah sasaran utama dalam pemanfaatan harta, demi mengatasi persoalan sosial ekonomi masyarakat. Kepada seorang yang berharta dituntut untuk peduli dengan orang-orang disekitarnya. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:

Dan ia memberikan harta yang dicintainya itu kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, ibnu sabil, orang-orang yang meminta-minta, dan budak yang akan memerdekakan dirinya….”(Q.S.2 AlBaqarah : 177)

  • Bahkan untuk saudara atau teman yang kaya sekalipun

Beramal dengan harta tidak hanya terbatas untuk orang miskin, anak yatim, atau agama secara langsung. Disuatu saat barang kali seseorang akan mengeluarkan hartanya untuk saudaranya yang kaya dengan memberikan hadiah. Hadits nabi mengatakan, tahaadaw tahaabbu, saling memberi hadiahlah kalian pasti kalian akan saling mencintai. Dengan hadiah cairlah perasaan buruk sangka yang tersimpan selama ini didalam hati, bahkan akan lebih mempererat rasa persaudaraan di kala memang selama ini hubungan pergaulan baik-baik saja. Disuatu saat dikala teman akrab akan menikahkan putra (putri)nya tentu sebagai teman akan memberikan bantuannya, kendatipun ia itu seorang yang kaya. Bukankah ini mengeluarkan harta (beramal) kepada seorang yang kaya?

Jangan mempergunakan harta untuk maksiat

Dikala seseorang tidak sadar dengan harta yang dimiliki, ia bisa mempergunakan harta itu kepada hal-hal yang bersifat maksiat (bertentangan dengan ketentuan Allah), seperti ia yang berfoya-foya bahkan bersikap mubadzir dengan harta yang dimiliki. Allah telah mewanti-wanti supaya manusia jangan salah dalam mempergunakan harta, sebab akan berakibat kepada kehancuran baik ketika di dunia demikian juga diakhirat nantinya.

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Q.S.17 Al Israa’ : 16)

Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam siksaan angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam, Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah, dan mereka terus menerus mengerjakan dosa yang besar.” (Q.S.56 Al Waqi’ah : 41-46)

Apa yang harus dibanggakan

Harta yag dimiliki manusia adalah anugerah yang merupakan amanah dari Allah SWT, seharusnyalah seseorang memanfaatkan harta itu seperti yang diamanahkan kepadanya. Apabila manusia memanfaatkan harta dengan sebaik-baiknya tentu ia akan dilimpahi hidayah dan berkah oleh Allah SWT, sebaliknya dikala ia salah dalam mempergunakan harta tentu akan berakibat dengan kemurkaan Allah. Bagi Allah mudah untuk melimpahkan harta dan kekayaan demikian juga mudah untuk menghancurkannya. Seharusnyalah kita berhati-hati dikala mendapatkan amanah harta dari Allah. Harta seharusnya mendukung kebahagiaan di dalam kehidupan, bukan malah harta menghantarkan kejurang kehancuran.

Dengan mempergunakan harta sebagaimana mestinya, memang kebahagiaan yang akan didapatkan, sesuai dengan doa yang selalu diucapkan, rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil akhiirati hasanah waqinaa ‘adzaabannaar; Ya Allah ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami di dunia ini hasanah (kebaikan) dan di akhirat juga hasanah (kebaikan) dan tolong pelihara kami ya Allah dari siksa neraka.

Allah juga telah menegaskan di dalam firman-Nya :

Dan ingatlah juga tatkala tuhanmu memaklumkan: sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepada kamu dan jika kamu mengingkari nikmat Ku, maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.” (Q.S. 14 Ibrahim : 7)

Dalam ayat lain Allah menyatakan :

Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (Q.S.92 Al Lail : 5-7)

Semoga kita pandai-pandai mempergunakan harta yang menjadi amanah Allah….

Semoga hidup kita akan berbahagia dengan harta yang dianugerahkan Allah….

Amiin yaa rabbal ‘aalamiin.

Disampaikan dalam:

KHUTBAH IDUL FITRI 1427 H

Di LAPANGAN TENIS

PERUMAHAN PERMATA JINGGA

MALANG