28 Desember 2008

HADITS PUASA RAJAB – DHA’IF (LEMAH) DAN MAUDHU’ (PALSU)

Posted in keislaman tagged pada 3:39 PM oleh Amrizal Arief

HADITS-HADITS DHA’IF (LEMAH) :

  • Sesungguhnya didalam surga ada sebuah sungai yang disebut dengan nama Rajab, airnya sangat putih bila dibandingkan dengan susu dan lebih manis dari madu. Barang siapa yang berpuasa satu hari dari bulan Rajab, Allah akan memberinya minum dari air sungai itu.

Menurut Ibnul Jauzy, didalam kitab “Al Ilal Al Mutanahiyah” didalam sanad hadits ini terdapat orang-orang yang majhul (tidak dikenal). Secara umum sanadnya dha’if akan tetapi tidak dihukumkan maudhu’ (palsu).

  • Ya, Allah, berkahi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami kepada bulan Ramadhan.

Didalam sanad hadits ini terdapat seorang yang bernama Daud bin Atha’ Al Madani, Ulama hadits sepakat menyebutkan dia dha’if.

Menurut Ibnul Jauzy hadits ini tidak benar berasal dari Rasul SAW. Kata Imam Ahmad, “tidak ada hadits yang diriwayatkan dari Daud bin Atha’.”

Menurut Bukhari, hadits ini mungkar.

Silakan ruju’ kitab “Misbah Az Zujajah fi Zawaid Ibnu Majah” (2/34-35) dan kitab “Al Ilal Al Mutanahiyah” (2/65)

Bahwasannya Rasul SAW tidak ada berpuasa sesudah Ramadhan selain Rajab dan Sya’ban.

Menurut Ibnu Hajar, mengutip Al Baihaqi hadits ini mungkar, karena seorang yang bernama Yusuf bin Athiyyah, dia sangat dha’if sekali.

Silahkan ruju’ kitab “Tabyinul Ujub” hal.12

HADITS-HADITS MAUDHU’ (PALSU) :

  • Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadhan bulan umatku.

Menurut Ibnu Hajar, seorang perawi sanad hadits yang bernama An Naqqasy dia dikenal sebagai pemalsu hadits dan dajjal (brengsek).

Menurut Ibnu Dahyah, hadits ini maudhu’, silakan ruju’ kitab “Tabyinul Ujub” hal.13-15.

Ibnul Jauzy, menegaskan bahwasannya hadits ini maudhu’ tercantum didalam kitab “Al Maudhu’at” (2/205-206), demikian juga Imam Shan’any didalam kitab “Al Maudhu’at” hal.61 hadits no.129 dan Imam Suyuthi didalam kitab “Al La-ali’ Al Mashnu’ah” (2/114)

  • Keutamaan bulan Rajab bila dibandingkan dengan dengan seluruh bulan seperti keutamaan Al Qur’an bila dibandingkan dengan seluruh dzikir…

Menurut Ibnu Hajar,  perawi-perawi hadits ini orangnya tsiqah (bisa dipercaya) kecuali seorang yang bernama As Saqathi, dia bermasalah dikenal sebagai pemalsu hadits, silakan ruju’ kitab “Tabyinul Ujub” hal.17

  • Rajab adalah bulan Allah yang tuli (sepi), barang siapa yang mempuasakan satu hari dari bulan Rajab karena iman dan mencari ridha Allah ia berhak mendapatkan ridha Allah yang paling besar.

Silakan ruju’ kitab “Tabyinul Ujub” hal 17, juga kitab “Al Fawaid Al Majmuah” karangan Imam Syaukani hal.439 hadits no.1260

  • Barang siapa yang berpuasa tiga hari dibulan Rajab, Allah menetapkan untuk dia (pahala) puasa satu bulan. Dan barang siapa yang berpuasa tujuh hari akan dikuncikan untuknya tujuh pintu neraka…

Hadits ini palsu, menurut Ibnul Jauzy dalam kitab “Al Maudhu’at” (2/206), juga didalam kitab “Tabyinul Ujub” hal.18, didalam kitab “Al La-ali’ Al Mashnu’ah” karangan Imam Suyuthi (2/115) dan kitab “Al Fawaid Al Majmu’ah” karangan Imam Syaukani hal.100 hadits no.228

  • Barang siapa yang shalat maghrib di awal malam dari bulan Rajab, kemudian dia shalat setelah itu 20 rakaat, pada setiap rakaat dia membaca surat Al Fatihah dan Qulhuwallahu Ahad (Al Ikhlas) satu kali, kemudian dia bersalam sepuluh kali salam, kata Nabi, “tahukan kalian apa pahalanya?”… jawab Nabi, “Allah akan menjaga orang itu pada dirinya, keluarganya, hartanya dan anak-anaknya, kemudian dia akan dilindungi dari siksa kubur dan ia menyeberangi sirathal mustaqim seperti kilat, tanpa dihisab dan disiksa.”

Hadits ini palsu, silakan ruju’ kitab “Al Maudhu’at” karangan Ibnul Jauzy (2/123) juga kitab “Tabyinul Ujub” hal. 21 dan kitab “Al Fawaid Al Majmu’ah” hal.47 hadits no.144

  • Barang siapa yang berpuasa di bulan Rajab dan shalat sebanyak empat rakaat… ia tidak akan meninggal sehingga ia melihat tempatnya disurga atau diperlihatkan kepadanya.

Hadits ini palsu, silakan ruju’ kitab “Al Maudhu’at” karangan Ibnul Jauzy (2/124) juga kitab “Tabyinul Ujub” hal. 21 dan kitab “Al Fawaid Al Majmu’ah” hal.47 hadits no.145

– Hadits shalat Ar Ragha-ib :

  • Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadhan bulan umatku… akan tetapi janganlah kalian melalaikan awal malam jum’at dari bulan Rajab itu, sesungguhnya itulah malam yang disebut oleh malaikat sebagai Ar Ragha-ib (harapan-harapan, keinginan-keinginan), demikian itu karena dikala telah berlalu sepertiga malam, tidak tersisa para malaikat Al Muqarrabun diseluruh langit dan bumi, kecuali mereka berkumpul di Ka’bah dan sekitarnya. Allah menoleh kepada mereka sembari mengatakan, ” Wahai malaikat-Ku, mintalah kepada-Ku apa yang kalian inginkan,” kata malaikat, “Ya Allah, Ya Tuhan kami, harapan kami kepada Engkau adalah adalah agar Engkau memberikan keampunan kepada orang yang berpuasa di bulan Rajab,” jawab Allah, “Ya, akan Saya lakukan.” Kata Nabi SAW, “tidaklah seseorang yang berpuasa dihari Kamis, awal hari Kamis dibulan Rajab kemudian dia shalat diantara isya’ dan antara sepertiga awal malam dimalam Jum’at itu sebanyak dua belas rakaat…”

Hadits ini palsu, silakan ruju’ kitab “Al Maudhu’at” karangan Ibnul Jauzy (2/124-126), juga kitab “Tabyinul Ujub” hal.22-24, dan kitab “Al Fawaid Al Majmu’ah” hal.48-50 hadits no.146

  • Barang siapa yang shalat di malam pertengahan bulan Rajab sebanyak empat belas rakaat, dia membaca pada setiap rakaat surat Al Fatihah satu kali dan surat Al Ikhlas dua puluh kali…

Hadits ini palsu, silakan ruju’ kitab “Al Maudhu’at” karangan Ibnul Jauzy (2/126), juga “Tabyinul Ujub”  hal.25, dan kitab “Al Fawaid Al Majmu’ah”  hal.50 hadits no.147

Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung, barang siapa yang puasa satu hari dari bulan Rajab, Allah tetapkan untuknya (pahala) puasa 1000 tahun…

Hadits ini palsu., silakan ruju’ kitab “Al Maudhu’at” karangan Ibnul Jauzy (2/206-207), juga kitab “Tabyinul Ujub” hal.26, kitab “Al La-ali’ Al Mashnu’ah” (2/115), kitab “Al Fawaid Al Majmu’ah” hal.101 hadits no.289

(Dirangkum dari Kitab “Al Bida’ Al Hauliyah” karangan Syeikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Ahmad At Tuwaijry, terbitan Darul Fadhilah, Riyadh, 1421H/2000M.)

Imam Al Ghazali didalam kitab “Ihya’ Ulumiddin” juz 1 hal.203, terbitan Darul Kitab Al Islami, Beirut, tanpa tahun. Menurunkan, tentang shalat di bulan Rajab :

  • Diriwayatkan dari Rasul SAW, bahwasannya beliau bersabda : tidaklah seseorang yang berpuasa di awal Kamis dari bulan Rajab, kemudian dia shalat antara Isya’dan sepertiga awal tengah malam, sebanyak dua belas rakaat setiap dua rakaat dipisahkan dengan salam, ia membaca pada setiap rakaat surat Al Fatihah satu kali dan surat Inna anzalnaahu fii lailatil qadar (Al Qadar) tiga kali, dan surat Qulhuwallahu ahad (Al Ikhlas) sepuluh kali. Setelah selesai shalat ia beshalawat kepadaku sebanyak tujuh puluh kali, mengucapkan ” Allahumma shalli ‘ala Muhammadin Nabiyyil ummi w’ala alihi,” kemudian dia mengucapkan didalam sujudnya sebanyak tujuh puluh kali, “Subbuhul quddus Rabbul malaikati war ruh,” kemudian ia mengangkatkan kepalanya (duduk antara dua sujud) dan mengucapkan, “Rabbighfir warham watajawaz ‘amma ta’lam innaka antal a-‘azzul akram,” sebanyak tujuh puluh kali, kemudian dia bersujud lagi dan mengucapkan seperti yang diucapkannya pada sujud yang pertama, setelah itu ia meminta segala kebutuhannya dalam sujudnya itu, semua permintaannya itu akan dipenuhi.

Didalam catatan kaki disebutkan, shalat Ar Raghaib ini, dicantumkan oleh Ar Razin didalam kitabnya, dan hadits ini adalah hadits maudhu’ (palsu).

(dirangkum oleh : Ustadz Amrizal Arief)